Saya akan berbagi sedikit pengalaman menunggu pasien yang dirawat di ruang ICU (Intensive Care Unit). Pasien di ICU umumnya dalam kondisi kritis dan keluarga dekat / wali perlu menunggu 24 jam. Almarhum ayah saya pernah dirawat di ICU selama 7 malam. Saya, istri, dan sepupu ipar berjaga dari malam sampai pagi. Kakak dan ibu saya berjaga dari pagi sampai malam. Ruang tunggu untuk keluarga pasien yang dirawat di ICU umumnya serupa. Anda akan menjumpai keluarga dari pasien lain yang menjaga selama 24 jam juga. Akan ada pengeras suara atau perawat yang rutin memanggil perwakilan pasien. Tergantung kondisi pasien, pemanggilan berulang kali dalam sehari sangat mungkin.
Pemanggilan umumnya dilakukan untuk:
- Pengurusan administrasi, mengambil obat, atau pembelanjaan keperluan harian pasien (wash lap, popok, dan lainnya).
- Mengabarkan kondisi pasien.
- Persetujuan pengambilan tindakan medis. Anda akan disodorkan lembar persentujuan untuk ditandatangani (baik untuk setuju ataupun tidak).
Untuk masuk ke ICU cukup ketat. Ada jadwal kunjung yang perlu diikuti dan hanya 1-2 orang (keluarga dekat / wali) yang boleh masuk. Selain itu hanya boleh masuk kalau dipanggil. Kabarkan kerabat lainnya bahwa pasien belum dapat dikunjungi.
Bagi para penunggu pasien, perlu diperhatikan kesehatannya melalui asupan nutrisi yang baik, bergerak, dan istirahat yang cukup. Untuk tidur, umumnya para penunggu tidur di kursi dan lantai. Saya membeli sleeping bag untuk jaga-jaga kalau harus tidur di lantai. Karena saya dan sepupu ipar biasa bergantian, saya lebih memilih tidur di mobil. Oleh karena itu sangat membantu jika memiliki rekan jaga. Mereka dapat mengabarkan panggilan darurat jika Anda keluar ruang tunggu. Jika tidak ada rekan, dapat bersosialisasi dengan penunggu lain dan minta tolong dikabarkan. Saya mengenal para penunggu yang sudah menginap lebih dari dua malam. Kami berbagi cerita, makanan, dan menghibur satu sama lain.
Jika kondisi pasien sangat kritis dan terus menurun, hindari larut dalam kesedihan. Pikirkan segala kemungkinan dan langkah yang perlu diambil kedepannya. Kalau tidak mengerti medis, hubungi teman atau saudara yang mengerti atau punya pengalaman serupa. Simak baik-baik setiap pernyataan dokter. Sisanya berdoa untuk yang terbaik.